Al-Muhallab bin Abi Shufrah

Gubernur Zubayrid FarsMasa jabatan
685–686Penguasa monarkiAbd Allah ibn al-Zubayr (m. 683–692)Zubayrid governor of Mosul[a]Masa jabatan
687–688Penguasa monarkiAbd Allah bin al-Zubair (m. 683–692)
Sebelum
Pendahulu
Ibrahim bin al-Asytar
Pengganti
Ibrahim ibn al-Ashtar
Sebelum
Gubernur Umayyah di Khurasan[b]Masa jabatan
698–702Penguasa monarkiAbd al-Malik bin Marwan (r. 685–705)
Sebelum
Pendahulu
Umayya bin Abdallah bin Khalid bin Asid
Pengganti
Yazid bin Al-Muhallab
Sebelum
Informasi pribadiLahirca 632
Dibba Al-Fujairah, Kekhalifahan Rashidun
(present-day UAE)Meninggal702
Marw al-Rudh, Kekhalifahan UmayyahSuami/istriKhayra al-Qushayriyya
BahlaAnakAbd al-Malik
Habib
Marwan
Mudrik
Al-Mufaddal
Muhammad
Al-Mughira
Qabisa
Yazid
Ziyad
Abu Uyayna
HindOrang tuaAbu Sufra al-Azdī
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Al-Muhallab bin Abi Shufrah bin Sarraq bin Shubh al-'Atiki al-Azdi (Arab: المهلب بن أبي صفرة بن سراق بن صبح العتكي الأزدي) adalah salah satu gubernur Dinasti Umayyah yang memerintah daerah Khurasan. Nama panggilan atau kunyah-nya adalah Abu Sa'id. Pengangkatannya sebagai gubernur wilayah tersebut dilakukan langsung oleh Panglima tertinggi dinasti Umayyah saat itu yang bernama al-Hajjaj bin Yusuf ats-Tsaqafi pada tahun 78 Hijriyah. Pasca dilantik, ia langsung bertugas untuk menaklukkan wilayah di sekitaran Mesopotamia. Pasukan yang ia pimpin mampu merebut wilayah seperti Sogdia (di Iran), Khwarezmia, Gaza, Gorgan, dan Tabaristan. Hasil dari usaha pembebasan yang ia lakukan kelak melahirkan ulama muslim yang berasal dari sana seperti Al-Khawarizmi, Ath-Thabari, dan Imam al-Bukhari.

Nasab dan keturunan

Al-Muhallab berasal dari keluarga Bani Azdi yang aslinya mendiami 'Amman, Jordania. Ayahnya, Abu Shufrah bin Sarraq bernama asli Zhalim. Para ahli sejarah masih berselisih tentang derajat ayahnya tersebut, apakah termasuk sebagai golongan sahabat Nabi atau bukan. Pendapat itu dikemukakan sebagai berikut:

  • Abu Shufrah termasuk golongan Sahabat Nabi karena ia merupakan utusan kaumnya dari Bani Azdi dan menyatakan keislamannya langsung di hadapan Nabi Muhammad, bahkan Nabi sendirilah yang mengubah nama aslinya yang bernama Zhalim menjadi Abu Shufrah karena dianggap sebagai nama yang buruk.
  • Al-Waqidi dalam kitabnya yang berjudul Al-Maghazi menceritakan bahwasanya kaum Abu Shufrah dianggap murtad sepeninggal nabi Muhammad, mereka diperangi oleh khalifah Abu Bakar dan mengalami kekalahan hingga akhirnya dijadikan tawanan. Ketika Abu Bakar hendak memerintahkan eksekusi kepada para laki-laki Bani Azdi yang sudah dewasa (al-muqatilah) ia dicegah oleh Umar yang mengingatkan bahwa mereka sebenarnya beriman tapi kecintaan pada harta membuat mereka tidak mau membayar zakat dan memberontak. Setelah itu, Abu Bakar memerintahkan para tawanan yang termasuk di dalamnya adalah Abu Shufrah untuk diasingkan ke Basrah.
  • Pendapat ketiga menyatakan bahwasanya Abu Shufrah sudah masuk Islam pada zaman Nabi tapi ia tidak termasuk sebagai rombongan yang diutus menemui Nabi di Madinah. Ia baru datang ke Madinah sebagai utusan pada masa pemerintahan Umar bin Khattab.

Film dan acara televisi

Al-Muhallab bin Abi Shufrah menjadi tokoh sejarah yang diperankan dalam berbagai karya film dan tv series, diantaranya:

  • Serial televisi Al-Muhallab bin Abi Shufrah berbahasa Arab yang digarap di Abu Dhabi
  • Serial televisi Al-Hajjaj yang digarap oleh Arab Telemedia Group yang berpusat di Yordania
  • Serial televisi Al-Mukhtar as-Tsaqafi yang digarap oleh televisi republik Iran.

Kematian

Al-Muhallab bin Abi Shufrah adalah gubernur Khurasan terakhir selama kepemimpinan al-Hajjaj sebagai panglima Dinasti Umayyah. Ia menjabat sebagai Gubernur Khurasan hingga akhir hayatnya pada bulan Dzulhijjah tahun 82 Hijriyah.

Anak-anak

Al-Muhallab memiliki sekitar tiga ratus anak, sembilan belas di antaranya mempunyai keturunan, dan keturunan mereka berada di Bashrah dan tempat lain. Mereka adalah Al-Mughirah, Yazid, Marwan, Muawiyah, Ziyad, Abdul Malik, Habib, Muhammad, Qabishah, Al-Mufadhdhal, Mudrik, Abu Uyainah, Abdul Aziz, Abdullah, Sa'id, Syabib, Amr, Ja'far, dan Al-Hajjaj,[3] serta dua putri yang bernama Hindun dan Fatimah.[4]

Referensi

  1. ^ Crone 1993, hlm. 357.
  2. ^ Fishbein 1990, hlm. 110, 118.
  3. ^ (Arab) Jamharah Ansab Al-Arab, Ibnu Hazm Diarsipkan 2021-09-21 di Wayback Machine.
  4. ^ (Arab) Al-Bidayah wan Nihayah, peristiwa di tahun 82, wafatnya Al-Muhallab bin Abi Shufrah Diarsipkan 2023-03-29 di Wayback Machine.

Bibliografi

  • Crone, P. (1993). "Al-Muhallab b. Abī Ṣufra". Dalam Bosworth, C. E.; van Donzel, E.; Heinrichs, W. P.; Pellat, Ch. Encyclopaedia of Islam. Volume VII: Mif–Naz (edisi ke-2). Leiden: E. J. Brill. hlm. 357. ISBN 978-90-04-09419-2.  Parameter |name-list-style= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  • Crone, P. (1993). "Muhallabids". Dalam Bosworth, C. E.; van Donzel, E.; Heinrichs, W. P.; Pellat, Ch. Encyclopaedia of Islam. Volume VII: Mif–Naz (edisi ke-2). Leiden: E. J. Brill. hlm. 358–360. ISBN 978-90-04-09419-2.  Parameter |name-list-style= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  • Fishbein, Michael, ed. (1990). The History of al-Ṭabarī, Volume XXI: The Victory of the Marwānids, A.D. 685–693/A.H. 66–73. Seri SUNY dalam Studi Timur Dekat. Albany, New York: State University of New York Press. ISBN 978-0-7914-0221-4. 
  • Hawting, G.R., ed. (1989). The History of al-Ṭabarī, Volume XX: The Collapse of Sufyānid Authority and the Coming of the Marwānids: The Caliphates of Muʿāwiyah II and Marwān I and the Beginning of the Caliphate of ʿAbd al-Malik, A.D. 683–685/A.H. 64–66. Seri SUNY dalam Studi Timur Dekat. Albany, New York: State University of New York Press. ISBN 978-0-88706-855-3. 
  • Hinds, Martin, ed. (1990). The History of al-Ṭabarī, Volume XXIII: The Zenith of the Marwānid House: The Last Years of ʿAbd al-Malik and the Caliphate of al-Walīd, A.D. 700–715/A.H. 81–95. Seri SUNY dalam Studi Timur Dekat. Albany, New York: State University of New York Press. ISBN 978-0-88706-721-1. 
  • Kennedy, Hugh (2007). The Great Arab Conquests: How the Spread of Islam Changed the World We Live InPerlu mendaftar (gratis). Philadelphia: Da Capo Press. ISBN 978-0-306-81585-0. 
  • Rubinacci, R. (1960). "Azārika". Dalam Gibb, H. A. R.; Kramers, J. H.; Lévi-Provençal, E.; Schacht, J.; Lewis, B.; Pellat, Ch. Encyclopaedia of Islam. Volume I: A–B (edisi ke-2). Leiden: E. J. Brill. hlm. 810–811. OCLC 495469456.  Parameter |name-list-style= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  • Shaban, M. A. (1970). The Abbasid Revolution. Cambridge: Cambridge University Press. ISBN 0-521-29534-3. 
  • Shaban, M. A. (1971). Islamic History: Volume 1, AD 600-750 (AH 132): A New Interpretation. Cambridge: Cambridge University Press. ISBN 0-521-08137-8. 
  • Strenziok, Gert (1960). "Azd". Dalam Gibb, H. A. R.; Kramers, J. H.; Lévi-Provençal, E.; Schacht, J.; Lewis, B.; Pellat, Ch. Encyclopaedia of Islam. Volume I: A–B (edisi ke-2). Leiden: E. J. Brill. hlm. 811–813. OCLC 495469456.  Parameter |name-list-style= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  • Wellhausen, Julius (1927). The Arab Kingdom and its Fall. Diterjemahkan oleh Margaret Graham Weir. Calcutta: University of Calcutta. OCLC 752790641. 
  • Wink, André (2002). Al-Hind, the Making of the Indo-Islamic World. Boston and Leiden: Brill Academic Publishers. ISBN 0-391-04173-8. 


Kesalahan pengutipan: Ditemukan tag <ref> untuk kelompok bernama "lower-alpha", tapi tidak ditemukan tag <references group="lower-alpha"/> yang berkaitan