Kerusuhan anti-misionaris di Tiongkok

Bermula dengan kedatangan misi Tiongkok Yesuit di Tiongkok pada 1552, jumlah misionaris Barat meningkat bertahap. Perjanjian Tientsin pada 1858 memberikan kebebasan bagi umat Kristen di negara tersebut dan hak untuk menjual lahan dibentuk. Para misionaris Barat memandang diri mereka sendiri sebagai pengkotbah yang dikirim Allah sementara orang-orang Tionghoa memandang mereka sebagai orang barbar (Tionghoa: 夷), suatu perwujudan dari invasi asing, ditamengi oleh perjanjian dan dibekingi oleh perahu meriam pemerintahan mereka. Kerusuhan anti-misionaris menjadi bagian dari lanskap tersebut, berpuncak pada Pemberontakan Boxer pada 1900.[1][2][3]

Daftar kerusuhan anti-misionaris

  • 29 Agustus 1865, Kerusuhan anti-misionaris Youyang, Provinsi Sichuan
  • Agustus 1868, Kerusuhan Yangzhou, Provinsi Jiangsu
  • Juni 1870, Pembantaian Tianjin, Provinsi Zhili
  • 1871, Gerakan Anti-Misionaris, selaran Tiongkok[4]
  • 30 Agustus 1878, kerusuhan anti-misionaris Foochow, Provinsi Fujian
  • 1886, kerusuhan anti-misionaris Chongqing (Tionghoa: 重庆教案), Provinsi Sichuan
  • Mei 1891, Kerusuhan anti-misionaris di Wuhu, Provinsi Anhui
  • Mei 1895, Kerusuhan anti-misionaris Chengdu (Tionghoa: 成都教案), Provinsi Sichuan
  • 1 Agustus 1895, Pembantaian Kucheng, Provinsi Fujian
  • Nov 1897, Insiden Juye (Tionghoa: 曹州教案 atau 巨野教案), Provinsi Shandong
  • 1899–1901, Pemberontakan Boxer, berbagai tempat

Referensi

  1. ^ Cohen, Paul A. China and Christianity. Cambridge: Harvard Press, 1963. ISBN 0674283627. p58
  2. ^ Latourette, K.S. (1932). A History of Christian Missions in China. New York: The Macmillan Co. OCLC 1494316. p359
  3. ^ Paul A. Varg, Missionaries, Chinese and Diplomats (Princeton: Princeton University Press, 1958). Page 31
  4. ^ Pitcher, Ph.W. Fifty years in Amoy or, a history of the Amoy Mission, China. Рипол Классик. hlm. 36. ISBN 978-5-87149-819-4.